CategoriesInfo Harddisk

Recovery Data Sendiri Mau Untung Malah Buntung

Open inside of computer disassembled a broken hard disk drive close

Proses recovery data adalah pekerjaan yang sulit, dan memerlukan pengalaman serta peralatan yang memadai, selain itu dibutuhkan ketelitian dan dedikasi serta kesabaran dalam menjalankan prosesnya.

Dalam melakukan proses ini kadang banyak orang yang menggampangkan dan terburu – buru dalam melakukan proses data recovery, terlebih para teknisi amatir ataupun tenaga IT yang tidak berpengalaman dalam bidang recovery data.

Walaupun seseorang adalah Ahli IT bukan berarti dia berpengalaman dalam bidang recovery data, mungkin dalam bidang IT lain dia sangat berpengalaman, ini tidak menjadi patokan keberhasilan proses recovery data anda.

Banyak kasus recovery data yang gagal dan data hilang permanen akibat penanganan yang salah dan dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman, sebagai contoh kasus berikut ini :

Kasus A :

Sebut saja bapak Fulan, beliau mengalami masalah dengan datanya, yaitu harddisknya keformat akbiat kesalahan pemilihan partisi saat mau format, setelah dia sadar bahwa hardidisknya salah format, dia mencari-cari di internet jasa recovery data, dikarenakan harganya mungkin dinilai cukup mahal, akhirnya menghubungi rekannya yang dibilang orang IT kantornya, akhirnya harddisknya di tangani oleh rekannya tersebut. Dikarenakan kurangnya pengalaman, rekan pak Fulan mencoba – coba recovery data menggunakan program gratisan dan program bajakan yang dia download dari Internet. Setelah di install di komputer yang bermasalah, dia mulai proses recovery dan file-filenya ketemu menggunakan software tersebut, kemudian langsung file tersebut di save di harddisk yang sama, belum semua file ter recovery dengan sempurna, banyak file-fle yang corrupt dan tidak bisa dibuka, setelah coba-coba berbagai software akhirnya dia menyerah, dan pada akhirnya pak Fulan menyerahkan kepada Dokter Harddisk.

Tapi sayangnya Dokter Harddisk tidak dapat menyelamatkan data – datanya. Mau tau sebabnya? Kesalahan apa yang dibuat oleh rekan pak Fulan yang Ahli IT?

  1. Kesalahan Fatal No.1 Dia Download dan Install Software Recovery data di Hardidsk yang sama tempat Filenya hilang.
  2. Kesalahan Fatal ke 2, Begitu selesai Scan Harddisk menggunakan software tersebut, hasil recoverynya disimpan di harddisk yang sama, yang menyebabkan file yang sudah ada tertimpa file hasil recovery.
  3. Kesalahan Fatal ke 3, dia mencoba-coba berbagai software lagi untuk recovery data dikarenakan software sebelumnya memperoleh hasil file yang corrupt, padahal file corrupt tersebut karena tertimpa file hasil recovery yang pertama kali.

Akhirnya pak Fulan gagal memperoleh filenya yang berharga, akibat ingin menghemat uang malah rugi banyak.

Kasus B :

Pak Fulan memiliki harddisk external, yang tiba-tiba tidak terditeksi setelah di cabut paksa dari port USB nya, sudah di coba dicolok ke beberapa komputer tetap tidak mau dan harddisk mulai berbunyi cetit..cetit..cetit, Pak Fulan mencoba browsing – browsing di internet dan mengetahui bahwa jasa recovery data itu mahal, akhirnya dia coba lihat – lihat tutorial di youtube, bermodalkan tutorial yang tidak jelas berhasil atau tidak proses recoverynya, Pak Fulan mencoba membuka casing harddisknya dan melihat apakah headnya nyangkut, dan mencoba-coba utak atik sendiri. pada akhirnya dia nyerah juga karena harddisknya tidak terditeksi. akhirnya beliau menghubungi Dokter Harddisk untuk recovery datanya. di karenakan harddisk sudah pernah dibongkar, langsung masuk kategory hardware failure dengan biaya yang tinggi. karena tidak punya pilihan akhirnya pak Fulan setuju dan proses dilakukan dan file-file pak fulan berhasil diselamatkan oleh Dokter Harddisk, walaupun tidak 100%.

Kesalahan yang dibuat pak Fulan :

  1. Kesalahan paling fatal adalah Coba – coba bongkar harddisk sendiri berbekal video di youtube, padahal membuka harddisk adalah pilihan terakhir data recovery professional dalam mengembalikan data.

Harddisk yang tidak terditeksi umumnya masuk logical error atau firmware error, dimana logical error bisa di recovery menggunakan software tertentu, ataupun tehnik disk editor dalam mengembalikan struktur file system harddisk seperti FAT32, NTFS, EXT dan sejenisnya. Ini termasuk kategory ringan.

Selanjutnya adalah firmware recovery, dimana firmware harddisk tersebut corrupt sehingga tidak dapat terditeksi, karena tanda pengenal, serial, kapasitas, firmware info tidak terbaca oleh system, kerusakan ini masuk kategory medium yang dapat di recovery menggunakan alat khusus untuk memprogram ulang firmware atau repair firmware, contoh harddisk jenis WD umumnya corrupt pada Module firmware 11 rpm yang mengakibatkan HDD tidak terdeteksi. dengan repair atau loading overlay dari modul 11 rpm maka harddisk akan terditeksi kembali melalui alat khusus, selanjutnya pengecekan modul – modul lainnya apakah ada yang corrupt juga, bila ada maka akan di replace dengan modul – modul dari harddisk yang sehat.

Untuk harddisk yang sudah dibuka maka perbaikan akan termasuk perbaikan berat karena sudah masuk hardware failure, dan harddisk yang dibuka tanpa alat khusus dan diruangan yang tidak memenuhi persyaratan akan mengakibatkan partikel debu menyebabkan head macet atau menggores piringan yang pada akhirnya akan menyebabkan bad sector dan data tidak bisa di recovery dengan sempurnya.

CategoriesInfo Harddisk

Service Hard Disk vs Servis SSD: Mana Yang Lebih Susah?

Selamat datang kembali dengan kami teknisi data dan servis hard disk. Semoga tulisan kali ini secara global sedikit menginspirasi terkait lautan jasa data recovery, cara mengembalikan file yang terhapus/hilang, servis hard disk/SSD tidak terbaca, jasa recovery ransomware, dst. Sudah sejak beberapa tahun terakhir ini penggunaan harddisk mulai banyak berkurang dan digantikan dengan kedatangan Solid State Disk atau SSD. Hal ini Tentunya sedikit banyak berdampak pada berbagai jasa service hardisk yang bisa jadi mendapatkan jenis storage media baru untuk diperbaiki atau direstorasi datanya. Tentu berbeda cara restorasi pada media penyimpanan yang berbeda, pastinya perbedaan tersebut membuat adanya perbedaan pada tingkat kesulitan dalam proses recovery data. Nah, bagaimana saja perbedaan tersebut? Dan mana yang lebih susah atau lebih mudah untuk dikerjakan? Berikut kita coba membahasnya. Jawaban Singkat: SSD Lebih Susah Secara umum, recoverydataindonesia.com sebagai penyedia jasa recovery data, service hard disk dan ransomware berpendapat bahwa melakukan service hard disk lebih mudah dibandingkan dengan service pada SSD.

Closeup of computer hard disk drive

Secara umum kami berpendapat bahwa melakukan perbaikan pada harddisk jauh lebih mudah dibanding melakukan perbaikan pada SSD, dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya adalah hard disk sudah ada jauh lebih lama dibandingkan dengan teknologi SSD yang baru muncul beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut menjadikan berbagai software dan hardware recovery data banyak yang lebih kompatibel terhadap hardisk. Ini yang pertama. Yang kedua, dalam melakukan proses recovery data pada hardisk kita tahu bahwa data benar-benar ada di hadapan kita yaitu pada platter yang berputar dan dapat kita lihat secara langsung. Selama platter tersebut terlihat masih baik maka data dengan mudah dapat dikembalikan, tentu dengan menggunakan alat dan metode yang tepat. Adapun pada SSD tingkat kesulitan lebih tinggi karena data ada di dalam chip yang tidak diketahui dengan pasti lokasinya di mana, selain itu software dan hardware yang ada saat ini pun tidak sebaik software dan hardware yang tersedia untuk proses recovery pada harddisk. Masalah lainnya adalah pada solid state disk atau SSD sudah tersemat sebuah fitur yang bernama TRIM, dimana fitur ini menghabiskan dan menghapus data yang tidak terpakai secara konsisten, tujuan menjaga performa dari SSD itu. Secara performa tentu ini bagus, akan tetapi ini membuat data menjadi benar-benar sangat sulit untuk dikembalikan, karena tidak ada lagi jejaknya di dalam chip SSD tersebut. Recovery dan Service SSD Lebih Mahal Dari penjelasan di atas menjadi jelas kenapa tarif atau biaya service SSD cenderung lebih mahal dibandingkan perbaikan hardisk. Hal itu karena proses repair pada SSD lebih kompleks, selain juga karena penyedia layanan servis perlu untuk menginvestasikan dana lebih membeli hardware dan software yang khusus dipergunakan untuk memperbaiki SSD. Yang tentunya ini membutuhkan biaya yang sedikit. Karenanya mungkin Anda akan menemukan HDD 1 TB dengan merek Western Digital Company (WDC) akan kena charge lebih murah dibandingkan SSD 1 TB dengan merek yang sama juga keluaran Western Digital Company (WDC). Merawat SSD dan Hard Disk Bagi Anda yang memiliki data di dalam solid state disk atau SSD tentu berita diatas bukan sebuah hal yang menyenangkan, karena biaya jelas lebih tinggi dibanding mereka yang menggunakan hardisk. Karenanya, rawatlah dengan baik SSD Anda, dan juga bagi anda pengguna harddisk rawatlah dengan baik hardisk anda. Cara yang paling mudah adalah dengan tidak membiarkan komputer menyala terus-menerus jika tidak dipakai, di mana hal itu bisa mengurangi umur pakai dari hardware. Selain itu gunakan stabilizer untuk mencegah lonjakan voltase listrik ditempat Anda, juga gunakan UPS atau baterai supaya komputer anda tidak otomatis mati ketika listrik dari PLN tiba-tiba mati. Nampaknya ini dulu untuk kesempatan kali ini. Moga tutorial ini semakin menambah ilmu tentang jasa data recovery dan segala sesuatu tentang cara mengembalikan file/folder yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, service ransom ware, dst. Moga ulasan ini dapat menginspirasi terkait segala masalah itu.

CategoriesInfo Harddisk

Jangan Service Hard Disk/SSD Mandiri, Berbahaya!

Jumpa lagi dengan kami masternya data dan service hard disk. Harapan kami jurnal kali ini secara mendasar banyak menambah ilmu tentang seluk-beluk jasa data recovery, cara mengembalikan file yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, jasa recovery ransomware, dst. Dalam berbagai kesempatan kami menemukan ada kasus di mana hardisk yang bermasalah dicoba untuk dilakukan service mandiri, atau mungkin juga SSD yang bermasalah mencoba untuk direparasi mandiri oleh pemiliknya. Hal ini cukup berbahaya dan bisa menimbulkan masalah yang lebih besar dibanding masalah awalnya. Karenanya kami tidak merekomendasikan hal ini. Ya, benar, recoverydataindonesia.com sebagai penyedia jasa recovery data, service hard disk dan ransomware sangat tidak merekomendasikan hal ini.

Open Hard drive on keyboard of laptop

Melakukan servis mandiri memang terlihat lebih cepat dan lebih murah, akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa walau terlihat lebih murah pada aslinya atau sebenarnya dia tidak lebih murah dibandingkan jika Anda mengirimkan harddisk atau solid state disk yang rusak ke service center yang memang expert di bidangnya. Hal ini dikarenakan jika anda melakukan servis mandiri di rumah ada resiko besar yang bisa terjadi yaitu kerusakan data lebih lanjut. Resiko Kerusakan Saat Service Mandiri Saat mencoba untuk melakukan servis mandiri ada sebuah resiko besar yang membayangi hardisk Anda. Yang pertama adalah terjadinya scratch apa goresan pada permukaan piringan penyimpan data atau platter, dimana jika terjadi goresan pada platter ini makan data menjadi hilang dan tidak dapat direcover sama sekali. Piringan ini sangat sensitif, karena didalamnya berisikan magnet-magnet yang membentuk gugus tertentu yang melambangkan data yang tersimpan di dalamnya. Biasanya orang yang tidak ahli dalam melakukan servis hardisk kurang teliti dalam memakai alat atau kurang berhati-hati, sehingga terjadi goresan yang tidak disadari atau tidak dapat dihindarkan. Beda dengan jika dikerjakan di service center resmi atau service center spesialis, disana ada alat khusus untuk menjaga agar hardisk tidak bergoyang saat direparasi sehingga potensi kerusakan itu tidak muncul. Berikutnya adalah terjadinya data yang tertimpa oleh data baru atau istilahnya overwritten. Dalam kondisi seperti ini data yang sudah tertimpa data baru akan tidak bisa terbaca oleh software recovery manapun, apa itu software recovery yang kelas rumahan ataupun kelas korporasi atau profesional. Sekali data lama anda teroverwrite oleh data baru maka bisa dibilang proses recovery data lama akan mustahil dilakukan. Sayangnya alat-alat seperti USB docking yang biasa dipakai tidak memiliki write-block, yaitu sebuah fungsi yang mencegah terjadinya penulisan datang baru ke media penyimpanan data lama. Hal ini membuat resiko tertulisnya data baru ke media penyimpanan data yang ingin diperbaiki menjadi tinggi, dan resiko data lama tidak terbaca sama sekali menjadi berkali-kali lipat. Adapun di service center spesialis mereka menggunakan alat write blocker untuk mencegah terjadinya penulisan data baru di storage media yang sedang diproses, sehingga kemungkinan datang overwritten menjadi sangat kecil. Resiko ke-3 adalah adanya berbagai debu halus yang masuk ke permukaan harddisk karena dibuka pada ruangan yang tidak steril. Jika debu-debu ini di atas piringan penyimpanan data maka akan berkonsekuensi data menjadi sulit dibaca oleh head atau kepala pembaca yang terdapat pada hardisk. Data menjadi tidak dapat terbaca karena saat kepala membaca terhalang oleh partikel debu yang berada di permukaan data. Adapun pada service center spesialis mereka memiliki ruang khusus yang steril atau bersih dari debu, dimana hal ini tidak akan terjadi. Ruangan ini cukup mahal karena butuh space khusus, butuh juga filter udara ekstra bersih serta setiap keluar dan masuk ruangan ini perlu menggunakan masker dan gaun khusus sebagaimana di ruang operasi. Karenanya proses pengerjaan pada piringan data menjadi lebih bersih dan lebih aman jika dilakukan di tempat servis hardisk yang spesialis atau yang terpercaya. Hal seperti ini akan sulit sekali yang dipenuhi di rumah, karena perlu ruang khusus, alat yang mahal, selain tentunya juga butuh skill tertentu. Nampaknya sekian dulu untuk info kali ini. Moga-moga informasi ini mampu memahamkan mengenai jasa data recovery dan semua hal mengenai cara mengembalikan file/folder yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, service ransom ware, dst. Harapan kami makalah ini sukses menambah ilmu tentang berbagai hal itu.

CategoriesInfo Harddisk

Mengapa Service Hard Disk/SSD dan Recovery Data Sendiri Sering Gagal?

Selamat datang lagi dengan kami teknisi data dan service hard disk. Harapan kami tutorial kali ini secara overview banyak membuka wawasan seputar planet jasa recovery data, cara mengembalikan file yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, jasa recovery ransomware, dst. Banyak dari kita yang jika mengalami masalah kehilangan data maka dia langsung mencoba untuk melakukan recovery data sendiri, atau jika mengalami kerusakan harddisk maka dia akan langsung mencoba sendiri. Tapi kebanyakan dari mereka yang melakukan hal tersebut menemui kegagalan di perjalanan servis atau recovery yang mereka lakukan tersebut. Mengapa bisa demikian? Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya yang akan kita bahas pada artikel kali ini.

Macro photo of a magnetic needle on a hard disk, an open HDD with three plates.

Penyebab Gagalnya Service dan Recovery Data Kami AhliData.com sebagai penyedia jasa recovery data, service hard disk dan ransomware setidaknya ada beberapa poin yang bisa menjadi penyebab hal tersebut. Di antaranya sebagai berikut: Yang pertama adalah ketidaktahuan atau kurangnya ilmu dari pihak yang mencoba untuk melakukan sendiri pengerjaan recovery data atau servis harddisk tersebut. Kurangnya ilmu pengetahuan membuat data yang seharusnya bisa ditarik terkadang malah tertimpa dengan data yang baru, hal tersebut tidak akan terjadi jika dilakukan oleh yang sudah berpengalaman. Di sinilah berbahayanya melakukan uji coba pengembalian data secara mandiri, karena jika data sudah rusak dan hilang tidak dapat dikembalikan lagi. Di sisi lain alat yang tidak memadai juga bisa menjadi penyebab gagalnya proses recovery dan servis yang dilakukan. Alat yang tidak tepat bisa membuat proses servis atau recovery gagal di tengah jalan atau bahkan sama sekali tidak berjalan. Seperti misalnya Anda menggunakan USB docking biasa untuk mengangkat data yang berat, atau data yang susah terbaca, makan hampir pasti alat tersebut tidak akan bisa melakukannya. Karena untuk membaca caca data yang sudah rusak berat perlu alat yang kelas berat juga, semisal Deepspar DDI atau PC-3000. Ini sama halnya dengan anda mencoba mengangkat beban 2 ton di atas mobil sedan, tentu tidak akan kuat. Anda perlu sebuah truk yang besar untuk bisa mengangkat beban seberat 2 ton. Selanjutnya kurangnya skill dalam menggunakan alat tersebut. Seperti misalnya Anda memakai alat obeng yang tidak tepat maka sekrup media penyimpanan data tidak bisa terbuka. Atau Anda memakai software recovery yang tidak dipakai dengan cara yang benar, maka itu pun tidak akan membuat data bisa terbaca oleh software recovery tersebut. Ini sama seperti anda mempunyai sendok dan pisau sebagai alat di dapur, akan tetapi Anda menggunakan sendok untuk memotong daging maka tentu tidak cocok dan tidak optimal hasilnya. Solusi Yang Ditawarkan Solusi yang bisa dilakukan adalah sesuai dengan masalah atau faktor yang menjadi problemnya. Jika problemnya di masalah pertama, maka anda bisa mencoba mengikuti berbagai kursus recovery dan service. Tentunya ini butuh waktu dan dana lebih, ya. Jika masalahnya adalah kekurangan alat anda perlu investasi alat recovery dan service yang khusus. Misalkan yang rusak adalah hardisk, maka anda perlu membeli alat recovery hardisk dan servis hardisk. Ini juga mahal harganya. Jika masalahnya adalah Anda sudah punya alat tetapi tidak tahu cara menggunakannya yang baik dan benar, maka solusinya adalah Anda mencoba latihan pada media storage selain yang rusaknya tidak parah atau datanya tidak terlalu penting untuk Anda lakukan pengujian di sana sebagai bahan latihan. Jika ketiganya Tidak mungkin Anda lakukan, atau mungkin data Anda terlalu berharga untuk hilang, atau mungkin waktu dan tenaga anda tidak memungkinkan maka jalan yang terbaik menurut kami adalah menyerahkannya kepada pihak jasa recovery dan service. Mereka sudah terlatih dan memiliki alat yang tepat yang bisa membantu Anda mengatasi problem yang menghantui anda. Cepat selesai data pun aman, anda pun bisa bernafas dengan tenang. Baiklah sekian dulu untuk informasi kali ini. Harapan kami makalah ini mampu menginspirasi seputar jasa data recovery dan beragam hal seputar cara mengembalikan file/folder yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, service ransom ware, dst. Moga-moga jurnal ini berhasil memahamkan terkait segala masalah itu.

CategoriesInfo Harddisk

9 Alat Service Hard Disk/SSD dan Recovery Data Terbaik

Bertemu kembali bersama pakarnya data dan service hard disk. Moga info kali ini secara luas semakin menambah wawasan mengenai sulitnya jasa recovery data, cara mengembalikan file yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, jasa recovery ransomware, dst.

Open inside of computer disassembled a broken hard disk drive close

Untuk bisa menghasilkan data yang direcover dengan baik dan agar sukses dalam melakukan service hard disk kita perlu untuk menggunakan software dan hardware yang tepat. Kali ini AhliData.com sebagai penyedia jasa recovery data, service hard disk dan ransomware ingin untuk menyarankan beberapa di antaranya untuk Anda. #1. Software Recovery Data Yang pertama dan termasuk paling penting proses servis harddisk dan recovery data adalah menggunakan software yang tepat. Ada banyak pilihan yang bisa anda pergunakan untuk hal tersebut. Di antara yang pernah kami ulas adalah Stellar data recovery. Software yang satu ini cukup sederhana walaupun tidak bisa powerful software lainnya yang dapat mencari data yang hilang dengan lebih detail lagi. Anda harus menentukan software jenis apa yang ingin anda miliki, apakah yang sederhana dan ringan atau yang berat tapi powerful? Jika Anda adalah perusahaan recovery data dan service hard disk maka kami sarankan memakai yang memang kelas professional seperti UFS Explorer, walau memang harganya jauh lebih mahal dibanding software lainnya. #2. Windirstat Berikutnya ada salah satu alat yang mungkin tidak pernah terpikir sebelumnya tapi dia akan sangat berguna untuk menentukan di folder mana data yang hilang tersimpan. Namanya adalah windirstat, sebuah software yang mampu untuk menghitung Berapa jumlah dan ukuran file di dalam folder yang berbeda, dimana dia akan menampilkan tampilan dalam bentuk grafis yang sangat membantu kita. Ini seperti alat statistik untuk membaca data, tempatnya membaca ukuran data, hanya saja tampilannya lebih menarik karena berupa grafis. #3. Clonezilla Clonezilla juga merupakan salah satu software yang dapat anda gunakan untuk proses reparasi dan servis. Anda dapat melakukan kloning media data yang rusak seperti SSD ataupun hardisk dengan menggunakan tool ini. Hasil dari imaging atau kloning apa yang anda lakukan tersebut bisa anda taruh di komputer lain, dia juga mendukung banyak sekali sistem file berbeda. #4. DBAN – Best Disk Wipe Tool Tidak setiap hardisk yang rusak bisa di reparasi dengan baik, terkadang kita mau tidak mau harus membuang hardisk yang lama karena tidak bisa di-service. Dalam kasus seperti ini anda bisa menggunakan DBAN untuk menghapus secara bersih dan tuntas data di hard drive yang lama, yang selanjutnya bisa anda buang dengan aman tanpa khawatir data akan dibaca oleh pihak yang tidak berkepentingan. #5. CrystalDiskInfo – Best Health Monitoring Tool Untuk mengecek kesehatan dari hardisk atau Hard Drive atau SSD yang bermasalah Anda bisa menggunakan software yang satu ini. CrystalDiskInfo akan memberikan kepada anda status kesehatan dari media penyimpanan data yang sedang anda proses. Anda bisa memperkirakan dengan bantuan alat ini, apakah hardware yang sedang diproses akan bertahan lebih lama atau sudah waktunya diganti? Selanjutnya Anda bisa menginformasikan kepada klien langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya. #6. Gparted Partition Manager Berikutnya untuk melakukan partisi Anda bisa menggunakan GParted. GParted merupakan sebuah software gratis dengan tampilan grafis yang bisa membantu anda untuk merubah, menyalin dan memindahkan partisi tanpa takut kehilangan data atau terjadinya file corruption. Terkadang kita memang perlu untuk memperbesar atau mengecilkan ukuran partisi supaya pas dan sesuai dengan sistem operasi yang kita gunakan, juga sesuai dengan ruang data yang kita perlukan. #7. HDD Regenerator – Best to Repair Bad Sectors Umumnya setiap sistem operasi memiliki sebuah utilitas untuk melakukan reparasi hardisk dan perbaikan bad sector. Akan tetapi kemampuan mereka, maksudnya kemampuan software bawaan dari sistem operasi tersebut kalah dibandingkan HDD Regenerator. Teknik perbaikan dalam software yang dibuat oleh Dmitriy Primochenko disebut Hysteresis. Proses Hysteresis bisa membantu hardisk yang mengalami bad sector menjadi baik lagi bad sector sehingga dapat ditulis data yang baru di atasnya. #8. AOMEI Partition Assistant – Best Hard Disk Manager AOMEI Partition Assistant bisa dibilang juga merupakan sebuah alat manajer partisi. Tapi bukan hanya itu saja kemampuannya, bukan hanya untuk mengurusi partisi seperti membesarkan mengecilkan, atau membuat yang baru, atau menghapus yang lama. AOMEI Partition Assistant mempunyai kemampuan untuk juga mengubah sistem drive dari MBR menjadi GPT, sehingga Anda dapat mengubah sistem operasi dari 1 partisi ke partisi yang lainnya. Selain itu Anda juga dapat menggunakannya dengan mudah. #9. SpinRite – Best for Older Computers Jika Anda menggunakan komputer yang versi sangat lama atau komputer jadul (jaman dulu), alias komputer tua, SpinRite mungkin bisa menjadi sahabat Anda. Karena kadang software versi baru tidak berjalan dengan normal pada komputer versi lama, maka bisa Anda coba menggunakan SpinRite untuk melakukan recovery data pada komputer yang sudah lama. Tampaknya itu dulu untuk info kali ini. Moga tulisan ini sedikit-banyak memahamkan tentang jasa data recovery dan semua hal tentang cara mengembalikan file/folder yang terhapus/hilang, service hard disk/SSD tidak terbaca, service ransom ware, dst. Moga informasi ini semakin membuka wawasan tentang segala hal itu.


Konsultasi Gratis via WhatsApp

Klik lanjut WA
Terima Kasih telah menghubungi Kami,
#Pastinya Solusi Terbaik
#Harga Pas Kualitas Berkelas
Ownernya Alumni ITB